Selasa, 12 April 2016

Menggambar Teknik Mesin


“ Gambar Potongan “

     Menyambung tulisan ane yang kemaren. Dalam melakukan potongan pada parts mesin, terdapat perlakuan khusus pada bagian-bagian tertentu seperti ribs (penyokong/penguat), webs, spokes (jeruji), arms, holes (lubang), dan lug. bh ya selain itu kita juga akan mengulas soal aturan pembuatan garis bidang potong, aturan pemberian asiran, dan jenis-jenisnya. Berikut ini ulasannya. cekidot !!



     Pertama, ada hal lain yang perlu diperhatikan yakni tentang tata cara pemberian gari potong pada gambar. Garis bidang pemotong. Garis ini adalah garis yang menunjukan bidang khayal yang memotong benda dimana potongan dibuat. Garis khayal ditandai dengan juruf refrensi pada panah untuk menunjukan arah dimana pandangan potongan digunakan. Permulaan dan akhir garis bidang pemotong ini dibuat tebal juga pada bagian bidang yang di-offset.


Penggambaran garis bidang potong, Perhatikan bagian mana saja yang harus ditebalkan !
Ribs dan Webs biasa digunakan untuk memperkuat parts. Ketika bidang potongan melalui ribs, asiran akan memberikan kesan yang salah dimana potongan berbentuk kerucut (lihat gambar dibawah ini, parts yang tengah), karena itu asiran dihilangkan dari ribs dan webs (seolah-olah bidang pemotong berada tepat didepan mereka) ketika bidang pemotong melalui mereka.

 
        Perhatikan gambar di bawah ini bagian (a) dan (b). Jika potongan ribs tetap, digambar seperti gambar (b) yang bawah, maka akan menimbulkan kesan benda itu kerucut.
Namun, Selalu terdapat asiran jika bidang pemotong memotong mereka pada sudut yang tepat terhapad arah sumbu untuk menunjukan ketebalan mereka.


    Kondisi dimana ribs diberikan gambar potongan. Potongan Spokes *jeruji dan Arms *lengan. Potongan pada jeruji atau lengan dapat dilihat pada gambar berikut.


      Jeruji yang dipotong tidak diberikan asiran (gambar b).  Jika diberikan asiran maka benda akan terkesan  tidak memiliki jeruji seperti gambar a.
Lugs dan ears ukuran kecil diperlakukan seperti spokes dan ribs. Gambar berikut adalah contoh potongan pada lugs dan ears. namun demikian, lugs ukuran besar dianggap sebagai bagian solid pada benda.

      Potongan pada ears dan lugs yang kecil maka potongan tidak digambar (kiri) pada lugs yang besar dianggap sebagai bagian solid (kanan).

Susunan Ribs, Spokes, Holes and Lugs
Ribs, spokes, holes, and lugs adalah bagian yang paling sering terdapat dalam jumlah ganjil. Bagian-bagian ini memberikan sebuah potongan yang ti
dak simetri dan keliru jika prinsip dari proyeksi sesunggungguhnya (True projection) diberikan.

         Proyeksi sejati akan memberikan kesan tak enak dipandang (gambar A)maka penggambaran yang benar adalah seperti gambar C. Ketika di sana terdapat sejumlah jeruji ganjil pada roda, mereka harus ditunjukan pada potongan penampang untuk menunjukan lokasi sesungguhnya dengan refrensi terhadap pinggiran/pelek dan sumbu axis pada roda.


         Potongan pada jeruji yang berjumlah ganjil, gambar proyeksinya tetap dibuat simetri. 

Demikian pula pada jumlah lubang dan lugs yang ganjil. Gambar berikut menunjukan contoh penampilan konvensional. Pandangan potongan digambarkan seperti lubang dan lug di putar sampai bagian bidang potong melalui mereka. Lebih jelasnya…

Potongan rumit. bagian-bagian penting dari parts (like hole, lugs, ears, etc) harus

ditampilkan dalam gambar potongan



Asiran potongan (cross-hatching)

        Mempelajari gambar potongan tak lepas dari yang namanya asiran. Asiran pada permukaan (besi tuang) yang terpotong ditandai dengan garis tipis, yang digambarkan sebagai garis lurus dengan sudut 45 dengan jarak seragam (sekitar 2 mm). Untuk area yang lebih kecil atau besar, jarak garis bisa menjadi 1 – 4 mm. Perhatikanlah gambar berikut.

Contoh-contoh penggambaran garis asiran

Contoh penggambaran asiran pada benda yang miring

         Asiran pada benda yang berdekatan harus miring 45 dalam arah yang berlawanan. Jika terdapat 3 atau 4 bagian yang bergabung, biasanya asiran pada 30 dan 60. Alternative lainnya adalah dengan memvariasi jarak antar garis asir tanpa mengubah sudut.
Pemberian asiran pada benda yang berdekatan

          Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa beberapa bagian parts - seperti ribs, lugs, etc - ada yang tidak diasir pada gambar potongan. Lebih jelasnya lihat tabel berikut.

Kondisi khusus dimana arsiran tidak diberikan pada gambar potongan

         Terakhir nih, jika tidak diperlukan perhatian khusus, arsiran cukup dibuat seperti yang kite bahas sebelumnya. Tetapi jika diperlukan perhatian khusus, maka asiran dapat dibedakan menurut jenis bahan benda seperti yang ditunjukan gambar berikut.


 Toleransi Mesin : frist step


     Toleransi diambil dari kata dasar toleran yang dalam KBBI berarti bersikap membolehkan pendirian pendapat yang berbeda dengan pendirian sendiri. Definisi tersebut agak mirip-mirip dikit dengan toleransi dalam ilmu teknik (mesin). Dimana toleransi merupakan penyimpangan ukuran yang diizinkan dari yang sudah ditetapkan.



    Toleransi ini biasanya kita temukan dalam dunia manufaktur, khususnya bagian perencanaan. Karena dalam manufaktur komponen-komponen rakitan membutuhkan dimensi yang presisi. Namun untuk membuat komponen yang presisi itu tidak mudah loh... Nah penasaran-kan pemirsa? yuk baca lebih lanjut...

   Presisi merupakan tingkat akurasi untuk memastikan sebuah komponen dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Namun pengalaman menunjukan bahwa tidak mungkin -dengan murah- membuat komponen-komponen dengan dimensi yang tepat. Hal ini dapat disebabkan oleh ketelitian dalam proses pembuatannya. Hal itu menuntut kesadaran seorang perencana bahwa perlu diberikan dua batas penyimpangan yang diizinkan pada setiap ukuran elemen. Dua batas penyimpangan ukuran yang diizinkan ini disebut toleransi (tolerance).

Penggambaran sederhana toleransi pada poros dan lubang


Definisi istilah-istilah dalam toleransi



        Perhatikanlah dua gambar di atas!. Ukuran dasar (nominal size) adalah ukuran pokok yang ditulis sebelum disertai angka-angka batas penyimpangan yang diizinkan. Ukuran dasar terletak pada Garis nol (Basic size) atau garis dengan penyimpangan nol

           Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diizinkan. Dua batas penyimpangan ukuran menghasilkan batas bawah dan batas atas. Batas bawah (low limit) merupakan Ukuran minimum (Min Size) atau ukuran terkecil yang masih diperbolehkan. Selisih antara ukuran dasar dan ukuran minimum disebut penyimpangan bawah (Lower deviation). Batas atas (high limit) merupakan Ukuran maksimum (Max Size) atau ukuran terbesar yang masih diizinkan. Selisih antara ukuran dasar dan ukuran maksimum ini disebut penyimpangan atas (Upper deviation).

         Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat. Ukuran sesungguhnya ini diketahui dengan menggunakan alat ukur. Apabila ukuran jadi sebuah komponen tidak melewati batas-batas ukuran yang ditentukan toleransi, maka komponen tersebut dapat diterima (dipakai).
Terus bagaimana ya kita menentukan besarnya toleransi ?
       Gini sob, besarnya toleransi tu musti ditentuin secara seksama agar sesuai dengan persyaratan fungsionalnya. Tentukanlah besar atau nilai toleransi sesuai keperluan. Harus dipertimbangkan bahwa semakin kecil atau semakin presisi nilai toleransi yang diberikan pada ukuran suatu elemen, maka semakin mahal biaya pembuatannya.
       Untuk mempermudah engineers dalam menentukan toleransi, mereka dapat mengacu pada nilai toleransi standar yang telah ditentukan oleh ISO/R286 (system ISO untuk limit dan suaian).
Oleh ISO telah ditetapkan 18 kualitas toleransi standar yaitu mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai IT 16. Literatur lain menyebutkan terdapat 20 kualitas, jadi sampai IT 20. Untuk menghitung toleransi kulitas 5 sampai 16 dari toleransi standar dapat digunakan rumus :
     Di mana i dalam micron dan D, diameter nominal, dalam milimeter. Harga D merupakan rata-rata geometris dari diameter minimum D1 dan maksimum D2 pada setiap tingkat diameter.
Tingkatan diameter nominal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1. Tingkat diameter nominal (satuan mm)

Selanjutnya setelah diperoleh nilai i, besarnya toleransi untuk kualitas (grade) 5 sampai dengan 16 untuk ukuran hingga 500 mm dapat dihitung dengan menggunakan tabel berikut.


Tabel 2. Nilai toleransi standard untuk kualitas 5 sampai dengan 16

Untuk kualitas IT 01 sampai 4, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3. Nilai toleransi untuk seluruh tingkat standard

      Nilai toleransi (tolerance value) untuk tingkat tertentu terutama pada tabel 2, sebenarnya diperoleh dari suatu rumus dasar. Coba cek ulasan di wikipedia ini (link), masukan nilai grade-nya maka akan ketemu nilai toleransi seperti yang terdapat pada tabel 2. Untuk lebih memantapkan pemahaman pemirsa dalam menentukan toleransi, marilah kita simak contoh soal berikut ini.
Soal 1. Hitunglah toleransi dasar untuk poros berdiameter 100 mm dengan grade 7
Penyelesaian
      Ukuran poros 100 mm jika dilihat pada tabel 1 berada di antara 80 sampai 120 mm, maka diameter nominalnya. 
Dari diameter nominal (D) yang diperoleh, kemudian dimasukan ke dalam rumus berikut
sehingga diperoleh harga i = 2,172 micrometer. Kemudian besarnya toleransi dapat diperoleh dengan menggunakan tabel. Pada tabel tersebut untuk memperoleh toleransi dengan grade 7 (IT 7), maka nilai i harus dikalikan 16. Jadi Nilai toleransinya adalah i x 16 = 2,172 x 16 = 35 micrometer.
Ini sesuai dengan tabel daftar berikut (lihat nilai toleransi pada kolom kualitas 6 dengan rentang nominal diameter 80 - 120 mm)


Gambar Teknik Mesin

Terdapat 6 inti bahasan utama yang harus dikuasai dalam mempelajari Gambar Teknik Mekanik, yaitu :
  1. Jenis-jenis garis
  2. Proyeksi
  3. Perspektif
  4. Potongan
  5. Penunjukkan ukuran
  6. Toleransi
Hal di atas mutlak diperlukan untuk bisa membaca, mengerti dan membuat gambar teknik mekanik dengan benar

1. JENIS-JENIS GARIS

1 Jenis-jenis garis dan pengunaannya
    Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang digunakan sesuai dengan maksud dan tujuannya. Pada dasarnya, jenis-jenis garis dibagi menjadi 3 bentuk :
a. Garis nyata, yaitu garis kontinu
b. Garis gores, yaitu garis pendek-pendek dengan jarak antara
c. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek diantaranya

    Selain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang digunakan. Berdasarkan tebalnya, garis dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis tebal dan garis tipis, dengan masing-masing kegunaannya. Di bawah ini adalah contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel keterangannya
Gambar 1
Contoh penggunaan variasi jenis garis
Tabel jenis-jenis garis dan penggunaannya

Contoh lain penggunaan garis

2. PROYEKSI

         Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam bentuk 2 dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut pandang, dan oleh sebab itu gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua komponen ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan satu elemen ukuran yang lain yaitu ukuran tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut pandang yang lain yang dapat memperlihatkan ketinggian benda tersebut. Apabila benda yang hendak diproyeksikan memiliki kerumitan yang tinggi, tidak menutup kemungkinan gambar proyeksi yang dibuat menampilkan banyak sudut pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi diusahakan menampilkan sesedikit mungkin pandangan dengan memperhatikan faktor kerapian dan kemudahan pembacaan gambar.
Konsep proyeksi


Konsep proyeksi


Mengapa kita membutuhkan lebih dari satu pandangan ?


Dalam pembuatan gambar teknik, ada kalanya satu pandangan tidak mencukupi untuk menerjemahkan suatu benda ke dalam gambar proyeksi 2 dimensi. Perhatikan gambar contoh di bawah;
Gambar 6. Pandangan depan suatu benda


Gambar 7. Alternatif bentuk

          Pada gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi yang sama seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi tersebut dengan mengambil sudut  pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan yang dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan dalam menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan keseluruhan gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat gambar 3 pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2 pandangan dengan kondisi yang sulit dibaca).
Gambar proyeksi

         Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7) diperlukan paling sedikit 2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi pandangan, bisa tediri dari pandangan depan + pandangan samping, atau pandangan depan + pandangan atas, atau yang lainnya sepanjang semua informasi bentuk tercakup dalam gambar proyeksi tersebut.
Berikut ini adalah contoh-contoh proyeksi dari benda-benda sederhana, dilanjutkan dengan soal-soal latihannya :

     Penguasaan gambar proyeksi diperlukan terutama untuk membuat gambar teknik, bukan untuk membaca gambar teknik, tetapi karena tingkat kesulitan dalam membuat gambar berada di bawah  tingkat kesulitan membaca gambar, maka pelajaran proyeksi sebaiknya dilakukan pada tahap awal pengajaran, untuk pendahuluan dalam pelatihan daya bayang dalam pembacaan bentuk gambar  3 dimensi (perspektif).

Sudut pandang proyeksi
Konsep lay out (tata letak) dalam penggambaran gambar teknik terdapat dua macam konsep, yang didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
1. Sudut pertama (1st angle) atau proyeksi Eropa

2. Sudut ketiga (3rd angle) atau proyeksi Amerika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" Silahkan dicoment ya agan-agan semua ,, Thanks....